SALAH SEBUT
Seperti biasanya,
setiap Hari Senin aku memulai aktivitas dengan berpuasa sunah meski jadwal
kuliah padat. Untuk puasa hari ini untungnya tidak banyak menguras otak karena
hanya satu mata kuliah saja yang harus aku dan teman-teman tempuh, namun beratnya
adalah bukan dari puasanya melainkan dari SKS mata kuliahnya yang berjumlah 6
SKS. Mata kuliah RUA (Rancangan Usaha Agribisnis) ini dimulai dari pukul
setengah tujuh pagi hingga pukul tiga sore. Untungnya lagi asisten yang masuk
di kelas kami sagat baik dan pengertian sehingga praktikum yang diajarkan hanya
sebentar dan untuk kuliahnya sendiri hanya diberi tugas saja.
Pukul 10.00 WIB kuliah
berakhir dengan cepat dan dengan segera aku bersama salah seorang temanku bergegas
pergi ke UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang letaknya tidak begitu jauh dari
gedung yang kami tempati untuk sesuatu hal. Setelah melakukan kegiatan di UKM,
kira-kira pukul 15.00 WIB, saya berniat kembali ke kampus untuk mengurus
legalisir berkas-berkas sendirian tanpa ditemani teman. Di ujung jalan gedung
yang akan aku tuju, aku melihat salah satu teman laki-laki yang dulu sempat
sekelas di semester kemarin, niatnya ingin tidak menyapa karna dia berjalan
bersama temannya yang juga laki-laki. Namun, apadaya dia telah melihat aku
berjalan menuju arahnya sehingga mau tidak mau aku harus menyapanya atau
setidaknya memberikan sedikit senyum manis untuknya.
Langkah kaki semakin lama
semakin dekat dengannya hingga jarak kaki ini berjarak 3 langkah lagi dan,,,
“Reza”. Sapaku ramah dan
hendak berlalu. Betapa kagetnya aku setelah sadar yang aku sapa bukanlah Qistan
temanku, melainkan Adit yang juga teman sekelasku dulu.
Rasa malu yang aku
rasakan tidak sebanding dengan tawa lucu dari temanku yang bernama Adit itu.
Semangatku untuk menyapanya tadi seketika runtuh menjadi malu yang luar biasa.
Dalam hati aku kapok tidak ingin menyapanya lagi jika bertemu dengannya, karna yang
pasti Adit akan mengingat bagaimana wajah maluku waktu itu. Dengan cueknya dan
tanpa merasa bersalah aku langsung masuk menuju gedung Fakultas yang aku tuju
dan tidak ingin mengingat kejadian itu lagi.
Aku harap teman-teman
apabila bertemu dengan temannya dan hendak ingin menyapa, aku sarankan agar
teman-teman mengingat dulu siapa namanya dengan pasti, karna kalau tidak nama
orang lain yang akan disebut dan muka merah akibat malu yang pastinya didapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar